Kamis, 05 Maret 2009

***_Puisi Tanpa Arti_***

Malam yang indah
Bertabur bintang nan cerah
Dihiasi senyuman sang rembulan

Dingin yang mencekam
Menghiasi relung jiwa yang sepi
Tanpa kekasih...
Tanpa sandaran hati...

Inginku menjerit...
Namun hati ini tak kuasa
Inginku menangis...
Namun airmata telah kering

Terpaan badai...
Telah menggoyahkan jiwa ini
Hingga terjatuh dan terjatuh...
Kini semuanya telah sirna
Telah hilang...
Bersama dengan berjalannya waktu...



Selasa, 10 Februari 2009

*** Doa Di Kala Ragu Akan Dirinya ***

Bismillahirahmannirahim

Ya Allah...
Seandainya telah Engkau catatkan
dia akan mejadi teman menapaki hidup
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami
Agar kemesraan itu abadi
Dan ya Allah... ya Tuhanku yang Maha Mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ke tepian yang sejahtera dan abadi

Tetapi ya Allah...
Seandainya telah Engkau takdirkan...
...Dia bukan milikku
Bawalah ia jauh dari pandanganku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku

Dan peliharalah aku dari kekecewaan
Serta ya Allah yang Maha Mengetahui...
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya

Dan ya Allah yang tercinta...
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya....

Ya Allah yang Maha Penyayang...
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini

Ya Allah...
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang naif ini

----------------------------------------
Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat
----------------------------------------

Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau ridhai
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh

Amin... Ya Rabbal 'Alamin


NB : Puisi ini dari temen aku & bagus banget menurutku.

Thank u very much to my friend ^_^




Selasa, 03 Februari 2009

Ku Kejar Cintaku Ke Jakarta

Judul itu adalah misi mantan pacarku untuk mengejar cintaku (seperti judul film azaa. Narsis banget ga sich ^_^ hahaha...)
Aku sudah ga mau berurusan dengan dia lagi. Jujur sich aku sayang banget ma dia karena dia adalah seseorang yang bisa mengerti, memahami, dan menerima aku apa adanya. Sampai detik ini dia masih sayang aku. Makanya dia punya keinginan untuk ke Jakarta supaya bisa ketemu aku dan mendapatkan cintaku lagi.

Tapi aku rasa "it is imposible" coz ortunya terlanjur dan terpaksa(...???) menjodohkan dia. Dia tu keras kepala dan ga mau mengalah. Sebelum apa yang di inginkan tercapai maka dia akan berusaha sampai dia berhasil termasuk balikan ma aku.

Aku ga mau jadi benalu dalam keluarga dia makanya aku berusaha menghindar dari dia. Walaupun terkadang terasa berat tuk melupakan dan meninggalkan dia. Tapi aku berdoa supaya dia bisa bahagia dengan pilihan ortunya.

Cinta kan nggak harus memiliki.

Cinta yang terdalam adalah cinta yang tulus dan nggak mengharapkan balasan. Bahagialah orang yang bisa mencintai dengan tulus karena hatinya akan selalu tenang melebihi yang di cintai itu. Dimana kadang cinta yang di dapat di sia2kan dan baru di sesali setelah cinta itu hilang.

Kamis, 29 Januari 2009

Sahabat Sejatiku

***_***SAHABAT TERBAIKKU***_***

Aku punya temen deket, bisa dikatakan itu adalah sahabat terbaikku. Sahabat yang selalu ada dalam suka maupun dukaku. Sejak kelas 3 SMK kita selalu bersama2 terus. Saking seringnya bersama banyak orang bilang dia adalah saudara kandungku karena kata mereka2 kita itu ada kemiripan (anak kembar kaliiiiee :/) Padahal sama sekali kita tidak ada hubungan keluarga. Orang tuaku sudah seperti orang tua dia dan begitu juga sebaliknya. Aku seneng sekali punya temen seperti dia, kehidupanku jadi lebih berwarna.

Hingga ada suatu kisah cinta yang datang menghampiri kita. Dia aku kenalkan pada temen aku sedangkan aku dikenalkan dia pada sepupu dia (kok jadi barter ya hehhe ^_^). Singkat cerita setelah sekian lama kita PDKT, kita pun jadian. Tapi aku ma temenku itu masih backstreet gitu dechh coz ortu kita belum memperbolehkan kita tuk pacaran. Secara kita kan masih anak sekolahan. Sampe segitunya sich ortu kita itu iiihhiiikk..iiihhihhikk :+(( . Sedikitpun ga memberikan kepercayaan pada kita. Tapi kita masa bodo, jalan atu2 nya ya backstreet itu.

Sungguh cinta itu bisa membuat orang gila yachh. Kadang senyum2 sendri, sering ngelamun,hati berdebar2 kalo lihat dia apalagi deket dia serasa jantung mau copot, kadang juga nangis uhuuukk..uuuhuukk ^~^. Pokoknya segudang rasa dechh. Tapi itu hanya di awal2 aja. Ditengah perjalanan cintaku banyak sekali jurang terjal yang harus aku lalui bersamanya, begitu juga dengan temenku. Tapi temenku ini sukses dalam pacaran, endingnya mereka happy wedding alias merid gitu lochh sedangkan aku endingnya malah putusss....tuusss...tuusss.....

Setelah putus aku merantau ke Jakarta untuk cari pengalaman. Sejak aku meninggalkan kampung halamanku, aku juga merasa semakin jauh dengan temenku tadi. Ya walaupun aku punya someone di Jakarta. Tapi pacar tidak seperti sahabat. Sahabat yang selalu ada disetiap aku butuhkan. Sampai sekarang pun aku belum bisa mendapatkan temen yang seperti dia. Kadang aku merasa kangen, kadang juga aku berfikir "apakah dia masih inget aku...???" Secara dia sudah hidup bahagia dengan suaminya sekaligus akan menjadi calon ortu. ohh senengnyaa...

Heiii sahabatku apa kabarnya kamu disana...!!! semoga kamu masih inget aku ^_^
Kamulah sahabat terbaik dalam hidupku, yang tak kan pernah aku lupakan walaupun kamu jauh disana.

Sahabat Sejati adalah sahabat yang selalu ada dalam suka maupun duka, selalu ada setiap dibutuhkan pokoknya saling melengkapi. :+))

Sahabat sejati sudah aku dapatkan, tapi cinta sejati kok ga datang2 padaku yach.....!!!
Kapan yach cinta sejatiku akan datang, aku selalu menunggumu disini ^_^
Tapi aku yakin, pasti suatu saat nanti akan indah pada waktunya & itulah hari yang ku tunggu2.

*****Peace Love*****

Kamis, 11 Desember 2008

Betapa Aku Mencintainya

Sebenernya ini berat banget bagiku meninggalkan seseorang yang aku sayangi. Dia adalah seorang pria yang sangat mengerti dan memahami aku. Tapi sebagai manusia biasa aku tidak bisa berbuat apa2. Aku hanya bisa berdoa dan berusaha. Aku harus mengorbankan cintaku demi kebahagiaan dia.

Aku ga tau lagi apa yang harus aku lakukan...aku bingung...!!!!! Orang tuanya terpaksa memintanya untuk menikahi wanita lain karena dia harus bertanggungjawab atas semua perbuatan yang sudah dilakukan kepada wanita itu. Semuanya dah terlambat. Nasi sudah menjadi bubur. Begitulah kata pepatah bilang.

Hatiku hancur ketika mendengar kabar itu. Akhirnya aku merelakan semua itu, aku meninggalkan pria itu. Walaupun pria itu marah2 padaku karena dia mengira aku sudah tidak sayang lagi kepadanya. Padahal semua ini aku lakukan demi kebahagiaan dan kebaikan dia.

Aku ga tau kabar dia sekarang bagaimana, karena sejak saat itu aku memutuskan untuk ga komunikasi lagi ma dia. Mungkin dia sudah bahagia bersama wanita itu atau malah sebaliknya....????? "aku ga tau itu"

Seandainya dia tahu ,"Betapa Aku Mencintainya".
Tapi sayang sekali dia ga pernah tau isi hatiku dan ga pernah tau alasannya kenapa aku memutuskannya.

Memang cinta, penderitaannya tiada berakhir..!!!!!

Jumat, 05 Desember 2008

Tak Selamanya Selingkuh Itu Indah

Pada hari pernikahanku, aku membopong istriku. Mobil pengantin berhenti didepan flat kami yang cuma berkamar satu. Sahabat-sahabatku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil. Jadi kubopong
ia memasuki rumah kami.Ia kelihatan malu-malu. Aku adalah seorang pengantin pria yang sangat bahagia. Ini adalah kejadian 10 tahun yang lalu.
Hari-hari selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air bening. Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkan banyak uang. Begitu kemakmuran meningkat, jalinan kasih diantara kami pun semakin surut. Ia adalah pegawai sipil. Setiap pagi kami berangkat kerja bersama-sama dan sampai dirumah juga pada waktu yang bersamaan.


Anak kami sedang belajar di luar negeri. Perkawinan kami kelihatan bahagia. Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yang tidak kusangka-sangka.
Dew hadir dalam kehidupanku. Waktu itu adalah hari yang cerah. Aku berdiri di balkon dengan Dew yang sedang merangkulku. Hatiku sekali lagi terbenam dalam aliran cintanya. Ini adalah apartment yang kubelikan untuknya.
Dew berkata , “Kamu adalah jenis pria terbaik yang menarik para gadis.”
Kata-katanya tiba-tiba mengingatkanku pada istriku. Ketika kami baru menikah, istriku pernah berkata, “Pria sepertimu, begitu sukses,a kan menjadi sangat menarik bagi para gadis.”
Berpikir tentang ini, Aku menjadi ragu-ragu. Aku tahu kalo aku telah menghianati istriku. Tapi aku tidak sanggup menghentikannya. Aku melepaskan tangan Dew dan berkata, “Kamu harus pergi membeli beberapa perabot, O.K.? Aku ada sedikit urusan dikantor”
Kelihatan ia jadi tidak senang karena aku telah berjanji menemaninya. Pada saat tersebut, ide perceraian menjadi semakin jelas dipikiranku walaupun kelihatan tidak mungkin. Bagaimanapun,aku merasa sangat sulit untuk membicarakan hal ini pada istriku. Walau bagaimanapun ku jelaskan, ia pasti akan sangat terluka. Sejujurnya, ia adalah seorang istri yang baik. Setiap malam ia sibuk menyiapkan makan malam. Aku duduk santai didepan TV. Makan malam segera tersedia. Lalu kami akan menonton TV sama-sama. Atau aku akan menghidupkan komputer, membayangkan tubuh Dew. Ini adalah hiburan bagiku.
Suatu hari aku berbicara dalam guyon, “Seandainya kita bercerai, apa yang akan kau lakukan? ” Ia menatap padaku selama beberapa detik tanpa bersuara. Kenyataannya ia percaya bahwa perceraian adalah sesuatu yang sangat jauh darinya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan menghadapi kenyataan
jika tahu bahwa aku serius. Ketika istriku mengunjungi kantorku, Dew baru saja keluar dari ruanganku. Hampir seluruh staff menatap istriku dengan mata penuh simpati dan berusaha untuk menyembunyikan segala sesuatu selama berbicara dengan ia. Ia kelihatan sedikit kecurigaan. Ia berusaha tersenyum pada bawahan-bawahanku. Tapi aku membaca ada kelukaan di matanya.
Sekali lagi, Dew berkata padaku,” He Roy, ceraikan ia, O.K.? Lalu kita akan hidup bersama.” Aku mengangguk. Aku tahu aku tidak boleh ragu-ragu lagi. Ketika malam itu istriku menyiapkan makan malam, ku pegang tangannya,”Ada sesuatu yang harus kukatakan” Ia duduk diam dan makan tanpa bersuara. Sekali lagi aku melihat ada luka dimatanya. Tiba-tiba aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi ia tahu kalo aku terus berpikir.
“Aku ingin bercerai”, ku ungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang. Ia seperti tidak terpengaruh oleh kata-kataku, tapi ia bertanya secara lembut,”kenapa?” “Aku serius.” Aku menghindari pertanyaannya. Jawaban ini membuat ia sangat marah. Ia melemparkan sumpit dan berteriak kepadaku,”Kamu bukan laki-laki!”. Pada malam itu, kami sekali saling membisu. Ia sedang menangis. Aku tahu kalau ia ingin tahu apa yang telah terjadi dengan perkawinan kami. Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan sebab hatiku telah dibawa pergi oleh Dew.

Dengan perasaan yang amat bersalah, Aku menuliskan surat perceraian dimana istriku memperoleh rumah, mobil dan 30% saham dari perusahaanku. Ia memandangnya sekilas dan mengoyaknya jadi beberapa bagian. Aku merasakan sakit dalam hati. Wanita yang telah 10 tahun hidup bersamaku sekarang menjadi seorang yang asing dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa mengembalikan apa yang telah kuucapkan. Akhirnya ia menangis dengan keras didepanku, dimana hal tersebut tidak pernah kulihat sebelumnya. Bagiku, tangisannya merupakan suatu pembebasan untukku. Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa minggu ini dan sekarang sungguh-sungguh telah terjadi.
Pada larut malam, aku kembali ke rumah setelah menemui klienku. Aku melihat ia sedang menulis sesuatu. Karena capek aku segera ketiduran. Ketika aku terbangun tengah malam, aku melihat ia masih menulis. Aku tertidur kembali. Ia menuliskan syarat-syarat dari perceraiannya.
Ia tidak menginginkan apapun dariku,tapi aku harus memberikan waktu sebulan sebelum menceraikannya, dan dalam waktu sebulan itu kami harus hidup bersama seperti biasanya. Alasannya sangat sederhana: Anak kami akan segera menyelesaikkan pendidikannya dan liburannya adalah sebulan lagi dan ia tidak ingin anak kami melihat kehancuran rumah tangga kami.Ia menyerahkan persyaratan tersebut dan bertanya,” He Roy, apakah kamu masih ingat bagaimana aku memasuki rumah kita ketika pada hari pernikahan kita?”
Pertanyaan ini tiba-tiba mengembalikan beberapa kenangan indah kepadaku.
Aku mengangguk dan mengiyakan. “Kamu membopongku dilenganmu”, katanya, “Jadi aku punya sebuah permintaan, yaitu kamu akan tetap membopongku pada waktu perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir bulan ini, setiap pagi kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke pintu.” Aku menerima dengan senyum. Aku tahu ia merindukan beberapa kenangan indah yang telah berlalu dan berharap perkawinannya diakhiri dengan suasana romantis. Aku memberitahukan Dew soal syarat-syarat perceraian dari istriku. Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya. “Bagaimanapun trik yang ia lakukan, ia harus menghadapi hasil dari perceraian ini,” ia mencemooh. Kata-katanya membuatku merasa tidak enak.
Istriku dan aku tidak mengadakan kontak badan lagi sejak kukatakan perceraian itu. Kami saling menganggap orang asing. Jadi ketika aku membopongnya dihari pertama, kami kelihatan salah tingkah. Anak kami menepuk punggung kami, “Wah, papa membopong mama, mesra sekali” Kata-katanya membuatku merasa sakit.. Dari kamar tidur ke ruang duduk, lalu ke pintu, aku berjalan 10 meter dengan ia dalam lenganku. Ia memejamkan mata dan berkata dengan lembut,” Mari kita mulai hari ini, jangan memberitahukan pada anak kita.” Aku mengangguk, merasa sedikit bimbang. Aku melepaskan ia di pintu. Ia pergi menunggu bus, dan aku pergi ke kantor.
Pada hari kedua, bagi kami terasa lebih mudah. Ia merebah di dadaku,kami begitu dekat sampai-sampai aku bisa mencium wangi dibajunya. Aku menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat dengan mesra wanita ini. Aku melihat bahwa ia tidak muda lagi, beberapa kerut tampak di wajahnya. Pada hari ketiga, ia berbisik padaku, “Kebun diluar sedang dibongkar, hati-hati kalau kamu lewat sana.”Hari keempat,ketika aku membangunkannya,aku merasa kalau kami masih mesra seperti sepasang suami istri dan aku masih membopong kekasihku dilenganku. Bayangan Dew menjadi samar. Pada hari kelima dan enam, ia masih mengingatkan aku beberapa hal, seperti, dimana ia telah menyimpan baju-bajuku yang telah ia setrika, aku harus hati-hati saat memasak, dll. Aku mengangguk. Perasaan kedekatan terasa semakin erat.
Aku tidak memberitahu Dew tentang ini. Aku merasa begitu ringan membopongnya. Berharap setiap hari pergi ke kantor bisa membuatku semakin kuat. Aku berkata padanya, “Kelihatannya tidaklah sulit membopongmu sekarang” Ia sedang mencoba pakaiannya, aku sedang menunggu untuk membopongnya keluar. Ia berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa menemukan yang cocok. Lalu ia melihat, “Semua pakaianku kebesaran”. Aku tersenyum.Tapi tiba-tiba aku menyadarinya sebab ia semakin kurus itu sebabnya aku bisa membopongnya dengan ringan bukan disebabkan aku semakin kuat. Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya dalam hati. Sekali lagi, aku merasakan perasaan sakit Tanpa sadar ku sentuh kepalanya. Anak kami masuk pada saat tersebut. “Pa, sudah waktunya membopong mama keluar” Baginya,melihat papanya sedang membopong mamanya keluar menjadi bagian yang penting. Ia memberikan isyarat agar anak kami mendekatinya dan merangkulnya dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah pikiran pada detik terakhir. Aku menyanggah ia dilenganku, berjalan dari kamar tidur, melewati ruang duduk ke teras. Tangannya memegangku secara lembut dan alami. Aku menyanggah badannya dengan kuat seperti kami kembali ke hari pernikahan kami. Tapi ia kelihatan agak pucat dan kurus, membuatku sedih.

Pada hari terakhir, ketika aku membopongnya dilenganku, aku melangkah dengan berat. Anak kami telah kembali ke sekolah. Ia berkata, “Sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita tua”. Aku memeluknya dengan kuat dan berkata “Antara kita saling tidak menyadari bahwa kehidupan kita begitu mesra”. Aku melompat turun dari mobil tanpa sempat menguncinya. Aku takut keterlambatan akan membuat pikiranku berubah. Aku menaiki tangga.Dew membuka pintu. Aku berkata padanya,” Maaf Dew, Aku tidak ingin bercerai. Aku serius”. Ia melihat kepadaku, kaget. Ia menyentuh dahiku. “Kamu tidak demam”. Kutepiskan tangannya dari dahiku “Maaf, Dew, Aku cuma bisa bilang maaf padamu, Aku tidak ingin bercerai. Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan ia dan aku tidak bisa merasakan nilai-nilai dari kehidupan, bukan disebabkan kami tidak saling mencintai lagi. Sekarang aku mengerti sejak aku membopongnya masuk ke rumahku, ia telah melahirkan anakku. Aku akan menjaganya sampai tua. Jadi aku minta maaf padamu”
Dew tiba-tiba seperti tersadar. Ia memberikan tamparan keras kepadaku dan menutup pintu dengan kencang dan tangisannya meledak. Aku menuruni tangga dan pergi ke kantor. Dalam perjalanan aku melewati sebuah toko bunga, ku pesan sebuah buket bunga kesayangan istriku. Penjual bertanya apa yang mesti ia tulis dalam kartu ucapan? Aku tersenyum, dan menulis ” Aku akan membopongmu setiap pagi sampai kita tua"

Kamis, 04 Desember 2008

KANTOR KEHUTANAN

Kantor Kehutanan Blora biasa juga disebut (PKT) terletak di Jl Gor No.... (aku lupa no berapa..!!! hehehhe). Di sini aku mendapatkan ilmu dengan cara terjun langsung ke pekerjaan tersebut. selama juli s/d agustus 2005 aku PSG (Praktek Sistem Ganda), atau disebut juga PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) ynag di adakan oleh SMK N 2 Blora. Aku sangat senang sekali selama dua bulan disitu. pegawainya baik2 dan ramah tamah. sampai2 aku ga pengen keluar dari kantor itu. banyak suka duka yang ku alami disana bersama kedua temenku yang lain yaitu Marta dan Diyarni. mereka itu sohib terbaikku. Marta bekerja di blora sedangkan Diyarni sekarang dah jadi ibu rumah tangga dan aku sendiri sekarang bekerja di perusahaan swasta di Jakarta.
Ada pengalaman buruk yang ku alami waktu pulang dari PKT. Waktu itu kita bertiga bercanda dengan Eriz (pegawai baru di PKT). Kita bercanda dengan ketawa sampai lepas kontrol "ketawa terbahak2" wakakkaaaakkkkaakk..... ga taunya waktu pulang kita tabrakan ma perempuan agak tua. Aku takut banget coz kita berdua (Aku dan Diyarni) ga punya SIM tapi dah pake sepeda motor sendiri. takutnya ntar ada polisi. trus temenku nganter nenek tadi ke RS terdeket. sedangkan aku pulang di anter orang daerah situ untuk ngabarin orang rumahan. Kejadian itu didepan apotik sebelah baratnya Tirtonadi Blora. Sampai rumah aku ga bisa ngomong apa2, malah nangis duluan. aku takut terjadi apa2 ma temenku. dengan keadaan panik ortu ku dan ortu temenku pergi RS. Ternyata nenek tadi kepalanya bocor dan di jahit. tapi alhamdullah kita2 ga dikenakan denda coz nenek itu dulunya pernah kenal baik dengan keluargaku. tapi dari kejadian itu kita sama2 salah. Si nenek mau belok tapi ga pake lampu / aba2.Kita pas dibelakangnya, lalu si nenek baru nyalain lampu. ya otomatis kita kalang kabut dan akhirnya kejadian itu ga bisa dihindari.
Paginya kita ke PKT akhirnya naik bus dech dengan jalan agak2 pincang. kacian banget ya... hik..hik.. ciz kita ada luka memar2 gtu dech di kaki.
Makanya hati2 kalo bersepeda motor. patuhi rambu2 lalu lintas. OK
Finally tiba saatnya kita perpisahan dengan PKT coz dah 2 bulan. Kita2 berat banget ninggalin PKT sampe2 kita salaman dengan mereka pun dihujani tangis ga karuan.
Akhir perpisahan kita makan bakso di Pak Kumis Blora yang konon katanya baksonya sangat2lah enak dan nikmat. yang nraktir kalo ga salah tu Pak Pur dan Mbak Ning. yang pergi itu Aku, ke 2 temenku, Mba Ning, Pak Pur dan Amirul.

For Pegawai PKT, I Miss U so Much...... Muachhh.....
Maju terus PKT.