Kamis, 11 Desember 2008

Betapa Aku Mencintainya

Sebenernya ini berat banget bagiku meninggalkan seseorang yang aku sayangi. Dia adalah seorang pria yang sangat mengerti dan memahami aku. Tapi sebagai manusia biasa aku tidak bisa berbuat apa2. Aku hanya bisa berdoa dan berusaha. Aku harus mengorbankan cintaku demi kebahagiaan dia.

Aku ga tau lagi apa yang harus aku lakukan...aku bingung...!!!!! Orang tuanya terpaksa memintanya untuk menikahi wanita lain karena dia harus bertanggungjawab atas semua perbuatan yang sudah dilakukan kepada wanita itu. Semuanya dah terlambat. Nasi sudah menjadi bubur. Begitulah kata pepatah bilang.

Hatiku hancur ketika mendengar kabar itu. Akhirnya aku merelakan semua itu, aku meninggalkan pria itu. Walaupun pria itu marah2 padaku karena dia mengira aku sudah tidak sayang lagi kepadanya. Padahal semua ini aku lakukan demi kebahagiaan dan kebaikan dia.

Aku ga tau kabar dia sekarang bagaimana, karena sejak saat itu aku memutuskan untuk ga komunikasi lagi ma dia. Mungkin dia sudah bahagia bersama wanita itu atau malah sebaliknya....????? "aku ga tau itu"

Seandainya dia tahu ,"Betapa Aku Mencintainya".
Tapi sayang sekali dia ga pernah tau isi hatiku dan ga pernah tau alasannya kenapa aku memutuskannya.

Memang cinta, penderitaannya tiada berakhir..!!!!!

Jumat, 05 Desember 2008

Tak Selamanya Selingkuh Itu Indah

Pada hari pernikahanku, aku membopong istriku. Mobil pengantin berhenti didepan flat kami yang cuma berkamar satu. Sahabat-sahabatku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil. Jadi kubopong
ia memasuki rumah kami.Ia kelihatan malu-malu. Aku adalah seorang pengantin pria yang sangat bahagia. Ini adalah kejadian 10 tahun yang lalu.
Hari-hari selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air bening. Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkan banyak uang. Begitu kemakmuran meningkat, jalinan kasih diantara kami pun semakin surut. Ia adalah pegawai sipil. Setiap pagi kami berangkat kerja bersama-sama dan sampai dirumah juga pada waktu yang bersamaan.


Anak kami sedang belajar di luar negeri. Perkawinan kami kelihatan bahagia. Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yang tidak kusangka-sangka.
Dew hadir dalam kehidupanku. Waktu itu adalah hari yang cerah. Aku berdiri di balkon dengan Dew yang sedang merangkulku. Hatiku sekali lagi terbenam dalam aliran cintanya. Ini adalah apartment yang kubelikan untuknya.
Dew berkata , “Kamu adalah jenis pria terbaik yang menarik para gadis.”
Kata-katanya tiba-tiba mengingatkanku pada istriku. Ketika kami baru menikah, istriku pernah berkata, “Pria sepertimu, begitu sukses,a kan menjadi sangat menarik bagi para gadis.”
Berpikir tentang ini, Aku menjadi ragu-ragu. Aku tahu kalo aku telah menghianati istriku. Tapi aku tidak sanggup menghentikannya. Aku melepaskan tangan Dew dan berkata, “Kamu harus pergi membeli beberapa perabot, O.K.? Aku ada sedikit urusan dikantor”
Kelihatan ia jadi tidak senang karena aku telah berjanji menemaninya. Pada saat tersebut, ide perceraian menjadi semakin jelas dipikiranku walaupun kelihatan tidak mungkin. Bagaimanapun,aku merasa sangat sulit untuk membicarakan hal ini pada istriku. Walau bagaimanapun ku jelaskan, ia pasti akan sangat terluka. Sejujurnya, ia adalah seorang istri yang baik. Setiap malam ia sibuk menyiapkan makan malam. Aku duduk santai didepan TV. Makan malam segera tersedia. Lalu kami akan menonton TV sama-sama. Atau aku akan menghidupkan komputer, membayangkan tubuh Dew. Ini adalah hiburan bagiku.
Suatu hari aku berbicara dalam guyon, “Seandainya kita bercerai, apa yang akan kau lakukan? ” Ia menatap padaku selama beberapa detik tanpa bersuara. Kenyataannya ia percaya bahwa perceraian adalah sesuatu yang sangat jauh darinya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan menghadapi kenyataan
jika tahu bahwa aku serius. Ketika istriku mengunjungi kantorku, Dew baru saja keluar dari ruanganku. Hampir seluruh staff menatap istriku dengan mata penuh simpati dan berusaha untuk menyembunyikan segala sesuatu selama berbicara dengan ia. Ia kelihatan sedikit kecurigaan. Ia berusaha tersenyum pada bawahan-bawahanku. Tapi aku membaca ada kelukaan di matanya.
Sekali lagi, Dew berkata padaku,” He Roy, ceraikan ia, O.K.? Lalu kita akan hidup bersama.” Aku mengangguk. Aku tahu aku tidak boleh ragu-ragu lagi. Ketika malam itu istriku menyiapkan makan malam, ku pegang tangannya,”Ada sesuatu yang harus kukatakan” Ia duduk diam dan makan tanpa bersuara. Sekali lagi aku melihat ada luka dimatanya. Tiba-tiba aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi ia tahu kalo aku terus berpikir.
“Aku ingin bercerai”, ku ungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang. Ia seperti tidak terpengaruh oleh kata-kataku, tapi ia bertanya secara lembut,”kenapa?” “Aku serius.” Aku menghindari pertanyaannya. Jawaban ini membuat ia sangat marah. Ia melemparkan sumpit dan berteriak kepadaku,”Kamu bukan laki-laki!”. Pada malam itu, kami sekali saling membisu. Ia sedang menangis. Aku tahu kalau ia ingin tahu apa yang telah terjadi dengan perkawinan kami. Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan sebab hatiku telah dibawa pergi oleh Dew.

Dengan perasaan yang amat bersalah, Aku menuliskan surat perceraian dimana istriku memperoleh rumah, mobil dan 30% saham dari perusahaanku. Ia memandangnya sekilas dan mengoyaknya jadi beberapa bagian. Aku merasakan sakit dalam hati. Wanita yang telah 10 tahun hidup bersamaku sekarang menjadi seorang yang asing dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa mengembalikan apa yang telah kuucapkan. Akhirnya ia menangis dengan keras didepanku, dimana hal tersebut tidak pernah kulihat sebelumnya. Bagiku, tangisannya merupakan suatu pembebasan untukku. Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa minggu ini dan sekarang sungguh-sungguh telah terjadi.
Pada larut malam, aku kembali ke rumah setelah menemui klienku. Aku melihat ia sedang menulis sesuatu. Karena capek aku segera ketiduran. Ketika aku terbangun tengah malam, aku melihat ia masih menulis. Aku tertidur kembali. Ia menuliskan syarat-syarat dari perceraiannya.
Ia tidak menginginkan apapun dariku,tapi aku harus memberikan waktu sebulan sebelum menceraikannya, dan dalam waktu sebulan itu kami harus hidup bersama seperti biasanya. Alasannya sangat sederhana: Anak kami akan segera menyelesaikkan pendidikannya dan liburannya adalah sebulan lagi dan ia tidak ingin anak kami melihat kehancuran rumah tangga kami.Ia menyerahkan persyaratan tersebut dan bertanya,” He Roy, apakah kamu masih ingat bagaimana aku memasuki rumah kita ketika pada hari pernikahan kita?”
Pertanyaan ini tiba-tiba mengembalikan beberapa kenangan indah kepadaku.
Aku mengangguk dan mengiyakan. “Kamu membopongku dilenganmu”, katanya, “Jadi aku punya sebuah permintaan, yaitu kamu akan tetap membopongku pada waktu perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir bulan ini, setiap pagi kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke pintu.” Aku menerima dengan senyum. Aku tahu ia merindukan beberapa kenangan indah yang telah berlalu dan berharap perkawinannya diakhiri dengan suasana romantis. Aku memberitahukan Dew soal syarat-syarat perceraian dari istriku. Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya. “Bagaimanapun trik yang ia lakukan, ia harus menghadapi hasil dari perceraian ini,” ia mencemooh. Kata-katanya membuatku merasa tidak enak.
Istriku dan aku tidak mengadakan kontak badan lagi sejak kukatakan perceraian itu. Kami saling menganggap orang asing. Jadi ketika aku membopongnya dihari pertama, kami kelihatan salah tingkah. Anak kami menepuk punggung kami, “Wah, papa membopong mama, mesra sekali” Kata-katanya membuatku merasa sakit.. Dari kamar tidur ke ruang duduk, lalu ke pintu, aku berjalan 10 meter dengan ia dalam lenganku. Ia memejamkan mata dan berkata dengan lembut,” Mari kita mulai hari ini, jangan memberitahukan pada anak kita.” Aku mengangguk, merasa sedikit bimbang. Aku melepaskan ia di pintu. Ia pergi menunggu bus, dan aku pergi ke kantor.
Pada hari kedua, bagi kami terasa lebih mudah. Ia merebah di dadaku,kami begitu dekat sampai-sampai aku bisa mencium wangi dibajunya. Aku menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat dengan mesra wanita ini. Aku melihat bahwa ia tidak muda lagi, beberapa kerut tampak di wajahnya. Pada hari ketiga, ia berbisik padaku, “Kebun diluar sedang dibongkar, hati-hati kalau kamu lewat sana.”Hari keempat,ketika aku membangunkannya,aku merasa kalau kami masih mesra seperti sepasang suami istri dan aku masih membopong kekasihku dilenganku. Bayangan Dew menjadi samar. Pada hari kelima dan enam, ia masih mengingatkan aku beberapa hal, seperti, dimana ia telah menyimpan baju-bajuku yang telah ia setrika, aku harus hati-hati saat memasak, dll. Aku mengangguk. Perasaan kedekatan terasa semakin erat.
Aku tidak memberitahu Dew tentang ini. Aku merasa begitu ringan membopongnya. Berharap setiap hari pergi ke kantor bisa membuatku semakin kuat. Aku berkata padanya, “Kelihatannya tidaklah sulit membopongmu sekarang” Ia sedang mencoba pakaiannya, aku sedang menunggu untuk membopongnya keluar. Ia berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa menemukan yang cocok. Lalu ia melihat, “Semua pakaianku kebesaran”. Aku tersenyum.Tapi tiba-tiba aku menyadarinya sebab ia semakin kurus itu sebabnya aku bisa membopongnya dengan ringan bukan disebabkan aku semakin kuat. Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya dalam hati. Sekali lagi, aku merasakan perasaan sakit Tanpa sadar ku sentuh kepalanya. Anak kami masuk pada saat tersebut. “Pa, sudah waktunya membopong mama keluar” Baginya,melihat papanya sedang membopong mamanya keluar menjadi bagian yang penting. Ia memberikan isyarat agar anak kami mendekatinya dan merangkulnya dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah pikiran pada detik terakhir. Aku menyanggah ia dilenganku, berjalan dari kamar tidur, melewati ruang duduk ke teras. Tangannya memegangku secara lembut dan alami. Aku menyanggah badannya dengan kuat seperti kami kembali ke hari pernikahan kami. Tapi ia kelihatan agak pucat dan kurus, membuatku sedih.

Pada hari terakhir, ketika aku membopongnya dilenganku, aku melangkah dengan berat. Anak kami telah kembali ke sekolah. Ia berkata, “Sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita tua”. Aku memeluknya dengan kuat dan berkata “Antara kita saling tidak menyadari bahwa kehidupan kita begitu mesra”. Aku melompat turun dari mobil tanpa sempat menguncinya. Aku takut keterlambatan akan membuat pikiranku berubah. Aku menaiki tangga.Dew membuka pintu. Aku berkata padanya,” Maaf Dew, Aku tidak ingin bercerai. Aku serius”. Ia melihat kepadaku, kaget. Ia menyentuh dahiku. “Kamu tidak demam”. Kutepiskan tangannya dari dahiku “Maaf, Dew, Aku cuma bisa bilang maaf padamu, Aku tidak ingin bercerai. Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan ia dan aku tidak bisa merasakan nilai-nilai dari kehidupan, bukan disebabkan kami tidak saling mencintai lagi. Sekarang aku mengerti sejak aku membopongnya masuk ke rumahku, ia telah melahirkan anakku. Aku akan menjaganya sampai tua. Jadi aku minta maaf padamu”
Dew tiba-tiba seperti tersadar. Ia memberikan tamparan keras kepadaku dan menutup pintu dengan kencang dan tangisannya meledak. Aku menuruni tangga dan pergi ke kantor. Dalam perjalanan aku melewati sebuah toko bunga, ku pesan sebuah buket bunga kesayangan istriku. Penjual bertanya apa yang mesti ia tulis dalam kartu ucapan? Aku tersenyum, dan menulis ” Aku akan membopongmu setiap pagi sampai kita tua"

Kamis, 04 Desember 2008

KANTOR KEHUTANAN

Kantor Kehutanan Blora biasa juga disebut (PKT) terletak di Jl Gor No.... (aku lupa no berapa..!!! hehehhe). Di sini aku mendapatkan ilmu dengan cara terjun langsung ke pekerjaan tersebut. selama juli s/d agustus 2005 aku PSG (Praktek Sistem Ganda), atau disebut juga PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) ynag di adakan oleh SMK N 2 Blora. Aku sangat senang sekali selama dua bulan disitu. pegawainya baik2 dan ramah tamah. sampai2 aku ga pengen keluar dari kantor itu. banyak suka duka yang ku alami disana bersama kedua temenku yang lain yaitu Marta dan Diyarni. mereka itu sohib terbaikku. Marta bekerja di blora sedangkan Diyarni sekarang dah jadi ibu rumah tangga dan aku sendiri sekarang bekerja di perusahaan swasta di Jakarta.
Ada pengalaman buruk yang ku alami waktu pulang dari PKT. Waktu itu kita bertiga bercanda dengan Eriz (pegawai baru di PKT). Kita bercanda dengan ketawa sampai lepas kontrol "ketawa terbahak2" wakakkaaaakkkkaakk..... ga taunya waktu pulang kita tabrakan ma perempuan agak tua. Aku takut banget coz kita berdua (Aku dan Diyarni) ga punya SIM tapi dah pake sepeda motor sendiri. takutnya ntar ada polisi. trus temenku nganter nenek tadi ke RS terdeket. sedangkan aku pulang di anter orang daerah situ untuk ngabarin orang rumahan. Kejadian itu didepan apotik sebelah baratnya Tirtonadi Blora. Sampai rumah aku ga bisa ngomong apa2, malah nangis duluan. aku takut terjadi apa2 ma temenku. dengan keadaan panik ortu ku dan ortu temenku pergi RS. Ternyata nenek tadi kepalanya bocor dan di jahit. tapi alhamdullah kita2 ga dikenakan denda coz nenek itu dulunya pernah kenal baik dengan keluargaku. tapi dari kejadian itu kita sama2 salah. Si nenek mau belok tapi ga pake lampu / aba2.Kita pas dibelakangnya, lalu si nenek baru nyalain lampu. ya otomatis kita kalang kabut dan akhirnya kejadian itu ga bisa dihindari.
Paginya kita ke PKT akhirnya naik bus dech dengan jalan agak2 pincang. kacian banget ya... hik..hik.. ciz kita ada luka memar2 gtu dech di kaki.
Makanya hati2 kalo bersepeda motor. patuhi rambu2 lalu lintas. OK
Finally tiba saatnya kita perpisahan dengan PKT coz dah 2 bulan. Kita2 berat banget ninggalin PKT sampe2 kita salaman dengan mereka pun dihujani tangis ga karuan.
Akhir perpisahan kita makan bakso di Pak Kumis Blora yang konon katanya baksonya sangat2lah enak dan nikmat. yang nraktir kalo ga salah tu Pak Pur dan Mbak Ning. yang pergi itu Aku, ke 2 temenku, Mba Ning, Pak Pur dan Amirul.

For Pegawai PKT, I Miss U so Much...... Muachhh.....
Maju terus PKT.

Selasa, 02 Desember 2008

SMK N 2 BLORA

SMK N 2 Blora merupakan salah satu sekolah favorite di kab blora yang terletak di sebelah selatan Gedung Kridosono dan sebela utaranya stasiun lama blora. Tepatnya di Jl. Rajawali No. 11 Blora.
Ada beberapa Program Keahlian yang bisa dipelajari seperti Akuntansi, Sekretaris, Penjualan, Tata Busana (ga tau ada tambahan program keahlian lagi atau ga..!!!)

Aku seneng bisa terpilih menjadi bagian dari SMK N 2 Blora tepatnya di 1.5, 2S1, terakhir di 3S1 alumni 06.

Untuk SMK N 2 Blora semoga bisa menjadi sekolahan yang bertaraf nasional, berprestasi dan maju terus.

Untuk semua alumni SMK N 2 Blora semoga bisa menjadi jaya & sukses....

Amieennnn

Jumat, 28 November 2008

Wudhu Lahir dan Batin

Wudhu lahir dan batin

Seorang ahli ibadah bernama Isam Bin Yusuf, sangat waras dan khusyuk
sholatnya. Namun, dia selalu khawatir kalau-kalau ibadahnya kurang
khusyuk dan selalu bertanya kepada orang yang dianggap lebih ibadahnya,
demi untuk memperbaiki dirinya yang selalu dirasakan kurang khusyuk.
 
sharing ya prens...
 
 
Pada suatu hari, Isam menghadiri majlis seorang abid bernama Hatim Al-
Assam dan bertanya, "Wahai Aba Abdurrahman, bagaimanakah caranya tuan
sholat?" Hatim berkata,
 
"Apabila masuk waktu solat, aku berwudhu lahir dan batin." Isam
bertanya, "Bagaimana wudhu lahir dan batin itu? " Hatim berkata,"Wudhu
lahir sebagaimana biasa yaitu membasuh semua anggota wudhu dengan air".
 
Sementara 
wudhu batin ialah membasuh
 anggota dengan tujuh perkara :-
* Bertaubat
* Menyesali dosa yang telah dilakukan
* Tidak tergila-gilakan dunia
* Tidak mencari/mengharap pujian orang (riya')
* Tinggalkan sifat berbangga
* Tinggalkan sifat khianat dan menipu
* Meninggalkan sifat dengki."
 
Seterusnya Hatim berkata, "Kemudian aku pergi ke masjid, aku kemaskan
semua anggotaku dan menghadap kiblat.
 
Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku rasakan:
1.aku sedang berhadapan dengan Allah,
2.Surga di sebelah kananku,
3.Neraka di sebelah kiriku,
4.Malaikat Maut berada di belakangku, dan
5.Aku bayangkan pula aku seolah-olah berdiri di atas titian 'Shiratal
mustaqim' dan menganggap bahwa sholatku kali ini adalah sholat terakhir
bagiku, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik."
 
"Setiap bacaan   ku paham maknanya
kemudian aku ruku' dan sujud dengan tawadhu, aku bertasyahud dengan
penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah aku
bersholat selama 30 tahun."
 
Apabila Isam mendengar, menangislah dia karena membayangkan ibadahnya
yang kurang baik bila dibandingkan dengan Hatim.

Kamis, 27 November 2008

3 Panggilan Allah Kepada Kita

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Bismillahir Rahmanir Rahim,

TIGA PANGGILAN ALLAH KEPADA KITA

Allah hanya memanggil kita 3 kali saja seumur hidup.
Renung-renungkan dan selamat beramal..

Saat itu, Dhuha, hari terakhir aku di Masjid Nabawi untuk menuju
Makah....... , aku bertanya pada Ibu, Ibu adalah pemilik Maknah Tour Travel
dimana saya bergabung untuk Umrah di
bulan July 2007 yang lalu.

'Ibu, kataku, ada cerita apa yang menarik dari Umrah....?
( Maklum, ini pertama kali aku ber Umrah). Dan Ibu, memberikan Tausyiahnya.

Kebetulan umrahku dimulai di Madinah selama 4 hari, baru ke Makah.
Tujuannya adalah mendapatkan saat Malam Jumat di depan Kabah.

Ibu berkata...' , * Allah hanya memanggil kita 3 kali saja seumur hidup*
Keningku berkerut.... ....'Sedikit sekali Allah memanggil kita..?'

Ibu tersenyum. 'Iya, tahu tidak apa saja 3 panggilan itu..?'
Saya menggelengkan kepala.

'Panggilan pertama adalah* **Azan*', ujar Ibu.

'Itu adalah panggilan Allah yang pertama. Panggilan ini sangat jelas
terdengar di telinga kita, sangat kuat terdengar.
Ketika kita sholat, sesungguhnya kita menjawab panggilan Allah.
Tetapi Allah masih fleksibel, Dia tidak 'cepat marah' akan sikap kita.
Kadang kita terlambat, bahkan tidak sholat sama sekali karena malas. Allah
tidak marah seketika. Dia masih memberikan rahmatNya, masih memberikan
kebahagiaan bagi umatNya, baik umatNya itu menjawab panggilan Azan-Nya atau
tidak. Allah hanya akan membalas umatNya ketika hari Kiamat nanti'.

Saya terpekur.... .mata saya berkaca-kaca. Terbayang saya masih melambatkan
sholat karena meeting lah, mengajar lah, dan lain lain. Masya Allah.......

Ibu melanjutkan,
Panggilan yang kedua adalah Panggilan* Umrah/ Haji*

Panggilan ini bersifat halus. Allah memanggil hamba-hambaNya dengan
panggilan yang halus dan sifatnya 'bergiliran' .
Hamba yang satu mendapatkan
kesempatan yang berbeda dengan hamba yang lain.
Jalan nya bermacam-macam. Yang tidak punya uang menjadi punya uang, yang
tidak merencanakan, ternyata akan pergi,
ada yang memang merencanakan dan terkabul.
Ketika kita mengambil niat Haji / Umrah, berpakaian Ihram dan melafazkan
'Labaik Allahuma Labaik/ Umrotan', sesungguhnya kita saat itu menjawab
panggilan Allah yang ke dua.

Saat itu kita merasa bahagia, karena panggilan Allah sudah kita jawab,
meskipun panggilan itu halus sekali.

Allah berkata, laksanakan Haji / Umrah bagi yang mampu'.

Mata saya semakin berkaca-kaca. .........Subhanal lah...... .saya datang
menjawab panggilan Allah lebih cepat dari yang saya rancangkan..
...Alhamdulill ah...

'Dan panggilan ke-3
', lanjut Ibu, 'adalah* KEMATIAN*.

Panggilan yang kita jawab dengan amal kita.
Pada kebanyakan kasus, Allah tidak memberikan tanda tanda secara langsung,
dan kita tidak mampu menjawab dengan lisan dan
gerakan. Kita hanya menjawabnya dengan amal sholeh. Karena itu ,
manfaatkan waktumu sebaik-baiknya. ..Jawablah 3 panggilan Allah dengan
hatimu dan sikap yang Husnul Khotimah.... .......Insya Allah syurga adalah
balasannya.. ...'

** Mata saya basah di dalam Masjid Nabawi , saya sujud bertaubat pada Allah

karena kelalaian saya dalam menjawab panggilanNya. ....Kala itu hati saya
makin yakin akan kebesaranNya, kasih sayangNya dan dengan semangat
menyala-nyala, saya mengenakan baju Ihram dan berniat..... ....Aku menjawab
panggilan UmrahMu, ya Allah, Tuhan Semesta Alam........ **

*Huraisy*

*Pada hari kiamat akan keluar seekor binatang dari neraka jahanam yang
bernama 'Huraisy' berasal dari anak kala jengking. Besarnya Huraisy ini
dari timur hingga ke barat. Panjangnya pula seperti jarak langit dan bumi.

Malaikat Jibril bertanya : 'Hai Huraisy! Engkau hendak ke mana dan siapa
yang kau cari?'
Huraisy pun menjawab, 'Aku mau mencari lima orang.'

Pertama, orang yang meninggalkan sholat
Kedua, orang yang tidak mahu keluarkan zakat.
Ketiga, orang yang durhaka kepada ibu dan bapaknya.
Keempat, orang yang bercakap tentang dunia di dalam masjid.
Kelima, orang yang suka minum arak.'*

Ada Monyet nichh....

Udah pada denger lom tentang XL. Kemarin di koran sriwijaya post hari selasa, 11 November 2008 telah dimuat tentang XL. yang iklan ntuh ntuh yang ada monyetnya. pelanggan XL pada komplen tau ga...!!!!! gara2 pemerannya itu adalah monyet. emang udah ga da pemeran manusia apa yachhh...???

Ya semoga itu bisa menjadi pembelajaran buat XL...

Kisah seorang anak manusia

POHON APEL & ANAK MANUSIA



Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.


Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai
anak kecil itu . Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih . "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak
kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu."Aku
ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."

Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu." Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon
dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.


Suatu hari anak lelaki itu dating lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel. "Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk
keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal . Maukah kau menolongku?" Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah.


Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon
apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi denganku," kata pohon apel. "Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan
ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"

"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah ."


Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.


Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.
"Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah
apel
lagi untukmu." "Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu," jawab anak lelaki itu. " Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat ," kata pohon apel." Sekarang , aku sudah terlalu tua untuk itu ," jawab anak lelaki itu."Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.


" Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang ," kata anak lelaki. "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu." "Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon.


Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan
selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu , tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.


Sebarkan cerita ini untuk mencerahkan lebih banyak rekan. Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita.

Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.