Jumat, 28 November 2008

Wudhu Lahir dan Batin

Wudhu lahir dan batin

Seorang ahli ibadah bernama Isam Bin Yusuf, sangat waras dan khusyuk
sholatnya. Namun, dia selalu khawatir kalau-kalau ibadahnya kurang
khusyuk dan selalu bertanya kepada orang yang dianggap lebih ibadahnya,
demi untuk memperbaiki dirinya yang selalu dirasakan kurang khusyuk.
 
sharing ya prens...
 
 
Pada suatu hari, Isam menghadiri majlis seorang abid bernama Hatim Al-
Assam dan bertanya, "Wahai Aba Abdurrahman, bagaimanakah caranya tuan
sholat?" Hatim berkata,
 
"Apabila masuk waktu solat, aku berwudhu lahir dan batin." Isam
bertanya, "Bagaimana wudhu lahir dan batin itu? " Hatim berkata,"Wudhu
lahir sebagaimana biasa yaitu membasuh semua anggota wudhu dengan air".
 
Sementara 
wudhu batin ialah membasuh
 anggota dengan tujuh perkara :-
* Bertaubat
* Menyesali dosa yang telah dilakukan
* Tidak tergila-gilakan dunia
* Tidak mencari/mengharap pujian orang (riya')
* Tinggalkan sifat berbangga
* Tinggalkan sifat khianat dan menipu
* Meninggalkan sifat dengki."
 
Seterusnya Hatim berkata, "Kemudian aku pergi ke masjid, aku kemaskan
semua anggotaku dan menghadap kiblat.
 
Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku rasakan:
1.aku sedang berhadapan dengan Allah,
2.Surga di sebelah kananku,
3.Neraka di sebelah kiriku,
4.Malaikat Maut berada di belakangku, dan
5.Aku bayangkan pula aku seolah-olah berdiri di atas titian 'Shiratal
mustaqim' dan menganggap bahwa sholatku kali ini adalah sholat terakhir
bagiku, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik."
 
"Setiap bacaan   ku paham maknanya
kemudian aku ruku' dan sujud dengan tawadhu, aku bertasyahud dengan
penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah aku
bersholat selama 30 tahun."
 
Apabila Isam mendengar, menangislah dia karena membayangkan ibadahnya
yang kurang baik bila dibandingkan dengan Hatim.

Kamis, 27 November 2008

3 Panggilan Allah Kepada Kita

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Bismillahir Rahmanir Rahim,

TIGA PANGGILAN ALLAH KEPADA KITA

Allah hanya memanggil kita 3 kali saja seumur hidup.
Renung-renungkan dan selamat beramal..

Saat itu, Dhuha, hari terakhir aku di Masjid Nabawi untuk menuju
Makah....... , aku bertanya pada Ibu, Ibu adalah pemilik Maknah Tour Travel
dimana saya bergabung untuk Umrah di
bulan July 2007 yang lalu.

'Ibu, kataku, ada cerita apa yang menarik dari Umrah....?
( Maklum, ini pertama kali aku ber Umrah). Dan Ibu, memberikan Tausyiahnya.

Kebetulan umrahku dimulai di Madinah selama 4 hari, baru ke Makah.
Tujuannya adalah mendapatkan saat Malam Jumat di depan Kabah.

Ibu berkata...' , * Allah hanya memanggil kita 3 kali saja seumur hidup*
Keningku berkerut.... ....'Sedikit sekali Allah memanggil kita..?'

Ibu tersenyum. 'Iya, tahu tidak apa saja 3 panggilan itu..?'
Saya menggelengkan kepala.

'Panggilan pertama adalah* **Azan*', ujar Ibu.

'Itu adalah panggilan Allah yang pertama. Panggilan ini sangat jelas
terdengar di telinga kita, sangat kuat terdengar.
Ketika kita sholat, sesungguhnya kita menjawab panggilan Allah.
Tetapi Allah masih fleksibel, Dia tidak 'cepat marah' akan sikap kita.
Kadang kita terlambat, bahkan tidak sholat sama sekali karena malas. Allah
tidak marah seketika. Dia masih memberikan rahmatNya, masih memberikan
kebahagiaan bagi umatNya, baik umatNya itu menjawab panggilan Azan-Nya atau
tidak. Allah hanya akan membalas umatNya ketika hari Kiamat nanti'.

Saya terpekur.... .mata saya berkaca-kaca. Terbayang saya masih melambatkan
sholat karena meeting lah, mengajar lah, dan lain lain. Masya Allah.......

Ibu melanjutkan,
Panggilan yang kedua adalah Panggilan* Umrah/ Haji*

Panggilan ini bersifat halus. Allah memanggil hamba-hambaNya dengan
panggilan yang halus dan sifatnya 'bergiliran' .
Hamba yang satu mendapatkan
kesempatan yang berbeda dengan hamba yang lain.
Jalan nya bermacam-macam. Yang tidak punya uang menjadi punya uang, yang
tidak merencanakan, ternyata akan pergi,
ada yang memang merencanakan dan terkabul.
Ketika kita mengambil niat Haji / Umrah, berpakaian Ihram dan melafazkan
'Labaik Allahuma Labaik/ Umrotan', sesungguhnya kita saat itu menjawab
panggilan Allah yang ke dua.

Saat itu kita merasa bahagia, karena panggilan Allah sudah kita jawab,
meskipun panggilan itu halus sekali.

Allah berkata, laksanakan Haji / Umrah bagi yang mampu'.

Mata saya semakin berkaca-kaca. .........Subhanal lah...... .saya datang
menjawab panggilan Allah lebih cepat dari yang saya rancangkan..
...Alhamdulill ah...

'Dan panggilan ke-3
', lanjut Ibu, 'adalah* KEMATIAN*.

Panggilan yang kita jawab dengan amal kita.
Pada kebanyakan kasus, Allah tidak memberikan tanda tanda secara langsung,
dan kita tidak mampu menjawab dengan lisan dan
gerakan. Kita hanya menjawabnya dengan amal sholeh. Karena itu ,
manfaatkan waktumu sebaik-baiknya. ..Jawablah 3 panggilan Allah dengan
hatimu dan sikap yang Husnul Khotimah.... .......Insya Allah syurga adalah
balasannya.. ...'

** Mata saya basah di dalam Masjid Nabawi , saya sujud bertaubat pada Allah

karena kelalaian saya dalam menjawab panggilanNya. ....Kala itu hati saya
makin yakin akan kebesaranNya, kasih sayangNya dan dengan semangat
menyala-nyala, saya mengenakan baju Ihram dan berniat..... ....Aku menjawab
panggilan UmrahMu, ya Allah, Tuhan Semesta Alam........ **

*Huraisy*

*Pada hari kiamat akan keluar seekor binatang dari neraka jahanam yang
bernama 'Huraisy' berasal dari anak kala jengking. Besarnya Huraisy ini
dari timur hingga ke barat. Panjangnya pula seperti jarak langit dan bumi.

Malaikat Jibril bertanya : 'Hai Huraisy! Engkau hendak ke mana dan siapa
yang kau cari?'
Huraisy pun menjawab, 'Aku mau mencari lima orang.'

Pertama, orang yang meninggalkan sholat
Kedua, orang yang tidak mahu keluarkan zakat.
Ketiga, orang yang durhaka kepada ibu dan bapaknya.
Keempat, orang yang bercakap tentang dunia di dalam masjid.
Kelima, orang yang suka minum arak.'*

Ada Monyet nichh....

Udah pada denger lom tentang XL. Kemarin di koran sriwijaya post hari selasa, 11 November 2008 telah dimuat tentang XL. yang iklan ntuh ntuh yang ada monyetnya. pelanggan XL pada komplen tau ga...!!!!! gara2 pemerannya itu adalah monyet. emang udah ga da pemeran manusia apa yachhh...???

Ya semoga itu bisa menjadi pembelajaran buat XL...

Kisah seorang anak manusia

POHON APEL & ANAK MANUSIA



Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.


Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai
anak kecil itu . Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih . "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak
kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu."Aku
ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."

Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu." Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon
dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.


Suatu hari anak lelaki itu dating lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel. "Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk
keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal . Maukah kau menolongku?" Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah.


Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon
apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi denganku," kata pohon apel. "Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan
ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"

"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah ."


Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.


Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.
"Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah
apel
lagi untukmu." "Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu," jawab anak lelaki itu. " Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat ," kata pohon apel." Sekarang , aku sudah terlalu tua untuk itu ," jawab anak lelaki itu."Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.


" Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang ," kata anak lelaki. "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu." "Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon.


Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan
selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu , tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.


Sebarkan cerita ini untuk mencerahkan lebih banyak rekan. Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita.

Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.